Tak Ada yang Sia-Sia
"Segala sesuatu itu ada karena ada pencipta,
Segala sesuatu ada bukan karena pencipta, tapi adanya sebab,
Segala sesuatu itu ada bukan karena pencipta, bukan karena sebab."
Penjelasannya bagaimana? Begini, jika anda punya keinginan untuk memiliki meja, apa yang anda lakukan? Anda akan memesannya dari tukangnya. Maka kondisi pertama ini sesuai, sesuatu ada karena ada penciptanya. Meja yang anda lihat ada karena ada pengrajinnya.
Tapi...kalau anda berkata "saya mau meja kaki 4 tapi ndak ada kolongnya atau saya mau meja tapi cuman kolongnya aja", apakah bisa demikian? Kolongnya ada sebab ada mejanya. Sesuatu ada tidak karena adanya pencipta, tapi ada sebabnya. Ruangan Dhammasala tampak sebagai ruangan karena tukang bangunan membangun tembok dan atap.
Laa, yang ketiga bagaimana? Yang ketiga, tak lain tak bukan adalah kebahagiaan sejati tak berbentuk, yaitu Nibbana. Ndak ada yang menciptakan, ndak ada pula sebabnya. Namun, itulah tujuan mulia sebagai Umat Buddha, menemukan Nibbana itu.
Caranya bagaimana? Yang tau anda sendiri. Anda boleh sering ke vihara, dengan ceramah, baca Tipitaka, baca Paritta, tapi yang terpenting Dhamma itu bukan hanya hal itu saja. Teori, praktik, lalu mencapai 4 Kesunyataan Mulia yang mengarahkan ke pembebasan. Itulah Dhamma.
Indah di awal, indah di pertengahan, indah di akhir.
"Sebodoh2nya seseorang, bagi siapa yang memahami dan mau mempraktikkan Dhamma dengan benar dan melalui kebijaksanaannya, sesuai yang diajarkan Sang Buddha, bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Seperti Bhante Culapantaka, yang dianggap bodoh dan hampir ditinggalkan orang-orang, bisa mengerti ajaran kehidupan dari sebuah praktik, dan mencapai kesucian."
"Bagi yang pandai pun, belum tentu mudah untuk mencapai kesucian. Seperti Bhante Ananda, yang berjuang keras, sampai ketika hampir dalam posisi berbaring tercapailah pemahaman dan mencapai kesucian."
Oleh karena itu, mendengarkan, memahami, mempraktikkan Dhamma tidaklah pernah sia-sia. Karena, tujuan akhir Dhamma adalah kebaikkan, kedamaian, dan kebahagiaan sejati.
Bhante Siriratano Thera, SPD SV 3 Mei 2018
Komentar
Posting Komentar