Kebajikan Selalu Mengikuti Pelakunya

"Kebajikan selalu mengikuti pelakunya"

Sanghadana, masa Kathina, adalah suatu kesempatan indah untuk kita bisa berdana 4 kebutuhan pokok seorang Bhikkhu. Kesempatan berbuat bajik itu adalah jalan bagi kita, umat Buddha, untuk bisa terlahir kembali ke alam yang bahagia. Namun, kebajikkan dalam masa Kathina tidak cukup hanya dibekali dengan rasa kerelaan saja.

Bukan berarti kerelaan itu tak penting, tapi masih ada pendukung yang lain.

Yang pertama keyakinan. Keyakinan begitu penting dan bernilai. Jika anda kurang dalam keyakinan, melihat umat lain sudah berdana jubah untuk Bhante, mungkin timbul dalam pikiran anda, waahh saya udah ndak perlu lah berdana lagi kan udah banyak. Kalau keyakinan anda sekecil itu, maka kerelaan anda pun juga tidak akan terdukung. Kalau keyakinan anda kuat, maka melihat kondisi apapun, anda pasti rela berdana kepada Bhante. Keyakinan ditambah kerelaan dapat membuat anda terlahir kembali di alam yang bahagia.

Satu kisah di zaman Sang Buddha, ada seorang ayah yang punya banyak harta, tapi dia pelit. Ketika anaknya sakit, ia akan datang ke klinik bertemu dokter tanya-tanya tentang cara menyembuhkan suatu penyakit. Lalu ia akan pulang menuju ke apotek untuk beli obat sesuai yang diceritakan dokter, anaknya sembuh. Kedua kali juga begitu. Tapi lama-lama sakit si anak tambah parah. Takut keluarga lain mengunjungin rumahnya untuk melihat anaknya, si ayah menaruh anaknya di teras rumah begitu saja. Suatu ketika Sang Buddha berjalan di depan teras rumahnya, si anak bersikap Anjali dan berikrar 'aku berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha'. Si anak meninggal dan langsung terlahir di alam surga.

Saudara-saudara, itulah yang dinamakan keyakinan. Kita ini umat Buddha tapi sering kah kita berikrar 'aku berlindung kepada Buddha, Dhamma, Sangha'? Coba lah kalau lagi bermimpi buruk, mungkin anda lupa dengan Triratna, tapi yang ada 'Mama saranam gachami'. Kalau anda yakin terhadap Triratna tak perlu ada keraguan untuk berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. Perbuatan bajik yang didukung keyakinan akan mengantarkan pembuatnya menuju alam yang bahagia.

Yang kedua kemoralan. Ada suatu kisah seorang pria yang selalu berbuat jahat hampir setiap hari, terkecuali saat uposatha. Di saat uposatha itu, ia akan melakukan atthasila tidak melakukan hal jahat itu. Di saat ia meninggal dunia, ia terlahir di alam Peta tapi hanya sementara, uniknya pagi sampai sore ia akan tinggal di alam surga. Itulah moralitas yang dapat membuat orang yang jahat pun masih bisa terlahir di surga. Maka kenapa dengan anda yang sebagai umat Buddha, yang menjalankan moralitas dan tidak sesering itu melalukan hal buruk, masih malas menjalankan  atthasila secara rutin?

Yang ketiga barulah kerelaan itu sendiri. Rela disini bukan diartikan sekedar mau memberi tapi dengan ketulusan. Anda mau buang waktu anda, tenaga anda, bahkan materi anda untuk berdana kepada para pertapa didukung dengan keyakinan dan moralitas anda, anda pasti bisa mengantongi tiket terlahir di alam surga.

Ada 1 hal lagi yang mungkin terlupakan biasanya. Lakukan kebajikan itu dengan kebijaksanaan. Ya, kebajikan selalu mengikuti pembuatnya. Anda sudah hadir di vihara untuk berdana kepada Bhante. Alangkahnya indahnya, anda bisa mengajak teman anda untuk sama2 melakukan kebaikkan tersebut. Ibarat anda berada di suatu ruang yang besar dengan memegang sebatang lilin. Anda nyalakan lilin itu, ruangan itu cukup terang. Tapi ketika anda mengajak teman atau orang lain untuk bersama menyalakan lilin, maka ruang itu akan semakin terang. Itulah dimana karena kebajikkan akan selalu mengikuti pelakunya, dan bagi pelaku kebajikkan tersebut akan dapat terlahir di alam surga jika ditambahkan keyakinan, kemoralan, serta kerelaan, kenapa kita tidak mengajak orang lain juga untuk sama-sama berbuat baik.

Semoga anda semua bahagia, semoga anda selalu mampu berbuat kebajikkan dengan keyakinan yang kuat, menjalankan kemoralan, kerelaan, serta didukung kebijaksanaan. Kebaikkan akan selalu mengikuti pembuatnya. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Ceramah Dhamma oleh Bhante Uttamo Mahathera dalam acara Kathina di Blitar 3-10-2018

Komentar

Postingan Populer