Bentangkan Hati Seluas Air di Danau
Suatu ketika hiduplah seorang kakek dan cucunya. Kakek ini heran melihat cucunya dengan wajah sedih murung terus. "Kenapa dengan cucuku ya?" Pikir si kakek...
Si kakek mendekati si cucu dan berkata "Pagi ini begitu cerah, udaranya sejuk, dunia jadi terasa indah, harusnya kamu bahagia nak, kenapa kamu malah murung?". Dengan wajah tetap murung, si cucu menjawab, "iya kek, memang akhir2 ini ntah kenapa masalah selalu datang kepadaku, serasa tak selesai2, maka dari itu aku bersedih."
Si kakek mendengar jawaban si cucu, tersenyum lalu tertawa, setelah itu ia berpikir harus membuat cucu nya tidak sedih lagi. Maka, ia meminta si cucu mengambilkan sebuah gelas berisi air dan 2 genggam garam. Diambillah apa yang diminta sang kakek dengan lemas tanpa semangat.
Lalu si kakek meminta si cucu memasukkan segenggam garam ke dalam gelas itu dan meminumnya sedikit, lalu bertanya, "apa yang kamu rasakan nak?". "Asin sekali kek", si cucu menjawab dengan wajah mringis. Bayangkan saja air segelas saja dimasukkan garam segenggaman. Si kakek tersenyum dan berkata, "ayo ikut kakek ke danau, kakek akan menghilangkan kesedihanmu".
Si cucu pun ikut ke pinggir danau bersama kakeknya. Dan disana, sang kakek meminta si cucu memasukkan segenggam garam lainnya ke dalam danau tersebut, dan meminum airnya. Si cucu melakukannya, dan berkata "waa segar sekali airnya, tidak seperti tadi asin sekali."
Si kakek pun tersenyum dan berkata dengan bijak, "Itulah nak, hidup kita tidak pernah terlepas dari masalah. Masalah itu diibaratkan segenggam garam. Setiap ada masalah bukan berarti kita harus murung atau berkecil hati, karena ketika masalah muncul begitu pula pasti ada solusinya. Air segelas dan air di dalam danau adalah perbedaan kapasitas hati kita. Jika kapasitas hati kita hanya sekecil air dalam gelas, garam sedikitpun akan terasa sekali. Masalah kecil pun bisa menyakitkan hati. Tapi kalau kapasitas hati kita seluas danau, masalah itu bukan apa-apa. Tidak ada yang tidak enak, malah menyegarkan hati."
Ini hanya sebuah cerita singkat tentang hidup. Hidup tak pernah lepas dari masalah. Itu sudah jadi konsekuensinya. Kalau kita lahir pasti mati suatu saat. Kalau kita hidup pasti ada masalah. Tidak bisa ditawar. Kapasitas hati kitalah yang menjadi penentu kita masih bisa mengatasi atau tidak.
"Jangan lah membatasi hatimu "seluas" gelas air, tapi bentangkan hatimu seluas danau." Dari sanalah, hidup kita tidak akan sia-sia. Isi hidupmu dengan 5 kekuatan (Panca Bala), keyakinan, semangat, kewaspadaan, konsentrasi, dan kebijaksanaan, percayalah masalah timbul bukan sebagai penghalang tapi pendorong untuk jadi lebih baik.
(Sedikit ulasan ulang dari anusasana Samanera Jayasarano)
Si kakek mendekati si cucu dan berkata "Pagi ini begitu cerah, udaranya sejuk, dunia jadi terasa indah, harusnya kamu bahagia nak, kenapa kamu malah murung?". Dengan wajah tetap murung, si cucu menjawab, "iya kek, memang akhir2 ini ntah kenapa masalah selalu datang kepadaku, serasa tak selesai2, maka dari itu aku bersedih."
Si kakek mendengar jawaban si cucu, tersenyum lalu tertawa, setelah itu ia berpikir harus membuat cucu nya tidak sedih lagi. Maka, ia meminta si cucu mengambilkan sebuah gelas berisi air dan 2 genggam garam. Diambillah apa yang diminta sang kakek dengan lemas tanpa semangat.
Lalu si kakek meminta si cucu memasukkan segenggam garam ke dalam gelas itu dan meminumnya sedikit, lalu bertanya, "apa yang kamu rasakan nak?". "Asin sekali kek", si cucu menjawab dengan wajah mringis. Bayangkan saja air segelas saja dimasukkan garam segenggaman. Si kakek tersenyum dan berkata, "ayo ikut kakek ke danau, kakek akan menghilangkan kesedihanmu".
Si cucu pun ikut ke pinggir danau bersama kakeknya. Dan disana, sang kakek meminta si cucu memasukkan segenggam garam lainnya ke dalam danau tersebut, dan meminum airnya. Si cucu melakukannya, dan berkata "waa segar sekali airnya, tidak seperti tadi asin sekali."
Si kakek pun tersenyum dan berkata dengan bijak, "Itulah nak, hidup kita tidak pernah terlepas dari masalah. Masalah itu diibaratkan segenggam garam. Setiap ada masalah bukan berarti kita harus murung atau berkecil hati, karena ketika masalah muncul begitu pula pasti ada solusinya. Air segelas dan air di dalam danau adalah perbedaan kapasitas hati kita. Jika kapasitas hati kita hanya sekecil air dalam gelas, garam sedikitpun akan terasa sekali. Masalah kecil pun bisa menyakitkan hati. Tapi kalau kapasitas hati kita seluas danau, masalah itu bukan apa-apa. Tidak ada yang tidak enak, malah menyegarkan hati."
Ini hanya sebuah cerita singkat tentang hidup. Hidup tak pernah lepas dari masalah. Itu sudah jadi konsekuensinya. Kalau kita lahir pasti mati suatu saat. Kalau kita hidup pasti ada masalah. Tidak bisa ditawar. Kapasitas hati kitalah yang menjadi penentu kita masih bisa mengatasi atau tidak.
"Jangan lah membatasi hatimu "seluas" gelas air, tapi bentangkan hatimu seluas danau." Dari sanalah, hidup kita tidak akan sia-sia. Isi hidupmu dengan 5 kekuatan (Panca Bala), keyakinan, semangat, kewaspadaan, konsentrasi, dan kebijaksanaan, percayalah masalah timbul bukan sebagai penghalang tapi pendorong untuk jadi lebih baik.
(Sedikit ulasan ulang dari anusasana Samanera Jayasarano)
Komentar
Posting Komentar